Rencana pembangunan jangka panjang Indonesia didukung dengan hubungan diplomatis antara Indonesia dengan negara-negara di seluruh dunia. Salah satu langkah awal dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang lebih maju ialah meningkatkan aksesibilitas pada industri kerja yang siap memproduksi bahan siap pakai. Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Rusia sering terdengar kicaunya di kancah ekonomi, pariwisata, dan bisnis Indonesia.
Pemerintah Rusia sempat disorot warga dunia atas penyerangannya terhadap Ukraina. Namun, kasus itu sepertinya tidak menjadikan negara berpenghasil gandum tertinggi di dunia itu mundur dari diplomasi dalam perdagangan dunia. Buktinya, beberapa hari ini Perwakilan Perdagangan Federasi Rusia di Indonesia, Alexander Svinin, membisikkan permintaan yang begitu menggirukan bagi industri pariwisata tanah air. Alexander mengajukan negosiasi kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, perihal pembukaan kembali jalur penerbangan langsung dari Moscow ke Denpasar. Jalur penerbangan tersebut sempat tersendat akibat dampak COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2020. Dikabarkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menindaklanjuti kerjasama dengan Pemerintah Rusia dalam bidang lainnya seperti ekspor produk-produk Indonesia ke Rusia.
Sebelum adanya wacana tentang pembukaan jalur penerbangan Moscow-Denpasar, Pemerintah Rusia terlihat juga menggulirkan ketertarikan ke bidang pertambangan di Kalimantan Barat. Perwakilan Federasi Rusia di Indonesia yang saat itu mengunjungi Kalimantan Barat berharap akan ada produk siap pakai dari Indonesia yang memiliki daya jual lebih tinggi jika nantinya diekspor ke Rusia. Tentu, hal ini terdengar optimistik, ditambah komitmen Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga memiliki visi yang sama. Namun, pertanyaannya, jika kerjasama dalam sektor pertambangan atau energi dilakukan, kira-kira produk tambang seperti apa yang harus pemerintah Indonesia siapkan agar memberikan nilai jual tambah? Kajian tentang komoditas ekspor ini memerlukan pikiran-pikiran jernih dan bijaksana dari pemimpin dan pemerintah setempat.
Agar proses diplomasi kedua negara ini, Rusia dan Indonesia, berjalan dengan maksimal dan meminimalkan kesalahan informasi, maka tentunya diperlukan dokumen kerjasama yang dapat dimengerti kedua belah pihak. Pada ruang lingkup pariwisata, pertambangan, dan energi terbarukan, dokumen kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam bahasa Rusia, Indonesia, atau Inggris akan memberikan keleluasaan bagi perwakilan Rusia dan Indonesia untuk kembali mengkaji penawaran-penawaran yang telah diberikan dari dan untuk keduanya. Proses penerjemahan dokumen kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dapat diserahkan kepaada Sastra Lingua Indonesia, lembaga bahasa terpercaya yang akan membantu melancarkan komunikasi dua arah dalam bentuk tertulis dan/atau lisan. Penerjemahan teks dalam bidang pertambangan, bisnis, pariwisata, ekonomi, dan yang lainnya dapat kami kerjakan dalam waktu yang cukup singkat.
Anda memiliki rencana untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara ASEAN atau negara di benua lain? Sastra Lingua Indonesia adalah mitra terbaik Anda dalam penerjemahan, penyuntingan, dan layanan bahasa lainnya. Jalin kerjasama bersama kami dalam berbagai bidang keilmuan.