Di era digital saat ini, teknologi hadir hampir di setiap lini kehidupan manusia, termasuk dalam bidang bahasa. Hadirnya mesin penerjemah otomatis seperti Google Translate telah mengubah cara banyak orang menerjemahkan teks. Dengan satu klik, ratusan kata dalam berbagai bahasa bisa berubah menjadi teks yang dianggap dapat dipahami. Namun, di tengah maraknya penggunaan mesin penerjemah, muncul pertanyaan besar: apakah penerjemah tersumpah masih relevan, ataukah teknologi sudah cukup menggantikannya?
Penerjemah Tersumpah: Lebih dari Sekadar Menerjemahkan
Penerjemah tersumpah bukanlah sekadar seseorang yang bisa mengubah teks dari satu bahasa ke bahasa lain. Ia adalah seorang profesional yang telah melalui proses sertifikasi dan diakui secara hukum untuk menerjemahkan dokumen resmi. Hasil terjemahannya memiliki kekuatan hukum dan dapat digunakan untuk kebutuhan formal, seperti keperluan hukum, imigrasi, pendidikan, perjanjian bisnis, hingga urusan notaris.
Setiap kata yang dituangkan oleh penerjemah tersumpah bukan hanya sekadar alih bahasa, melainkan juga bentuk tanggung jawab hukum. Misalnya, saat seseorang mengurus visa dengan dokumen berbahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke bahasa Inggris, hasil terjemahan Google Translate tidak akan diakui oleh pihak kedutaan. Yang dibutuhkan adalah terjemahan resmi yang disahkan oleh penerjemah tersumpah. Hal ini menunjukkan bahwa peran penerjemah tersumpah tidak bisa dipisahkan dari aspek legalitas. Kedua, hasil penerjemahan tersumpah juga tidak dapat digantikan oleh hasil terjemahan Google Translate.
Kelebihan Google Translate
Tidak dapat dipungkiri, Google Translate memiliki keunggulan besar dalam hal kecepatan, aksesibilitas, dan kemudahan penggunaan. Layanan ini gratis, tersedia di mana saja, dan mendukung lebih dari 100 bahasa. Bagi kebutuhan sehari-hari, seperti menerjemahkan artikel ringan, chat, atau petunjuk penggunaan, Google Translate bisa sangat membantu. Bahkan, dengan adanya pembaruan berbasis kecerdasan buatan (AI), kualitas terjemahan Google Translate semakin membaik dari tahun ke tahun.
Selain itu, Google Translate juga mendukung terjemahan suara, gambar, hingga percakapan langsung, yang membuatnya menjadi alat praktis untuk wisatawan atau orang awam yang membutuhkan bantuan instan.
Keterbatasan Google Translate
Namun, keunggulan Google Translate tidak lepas dari keterbatasannya. Mesin penerjemah bekerja dengan basis data dan pola kalimat, bukan pemahaman konteks mendalam. Akibatnya, hasil terjemahan sering kali kaku, tidak akurat, bahkan bisa menyesatkan. Misalnya, istilah hukum, istilah medis, atau frasa yang memiliki makna ganda sering kali salah diterjemahkan oleh mesin.
Contoh sederhana, frasa hukum “without prejudice” dalam dokumen hukum tidak bisa diterjemahkan secara harfiah menjadi “tanpa prasangka,” karena makna sebenarnya merujuk pada “tidak memengaruhi hak hukum yang ada.” Kesalahan semacam ini bisa menimbulkan konsekuensi serius jika diterapkan pada dokumen resmi.
Selain itu, Google Translate tidak memiliki kewenangan hukum. Sekalipun hasil terjemahannya mendekati benar, lembaga resmi tetap tidak akan menerima dokumen yang hanya diterjemahkan menggunakan mesin.
Penerjemah Tersumpah Masih Dibutuhkan
Relevansi penerjemah tersumpah justru semakin kuat di era digital. Di tengah derasnya arus informasi, kebutuhan akan dokumen yang sah, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan semakin meningkat. Dalam konteks internasional, kesalahan kecil dalam penerjemahan bisa berakibat fatal, misalnya dalam kontrak bisnis lintas negara, publikasi akademik, atau dokumen hukum.
Selain itu, penerjemah tersumpah memiliki pemahaman budaya dan konteks yang tidak dimiliki mesin penerjemah. Mereka dapat menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebutuhan target pembaca, sesuatu yang sering kali tidak bisa dilakukan oleh Google Translate yang cenderung literal.
Penerjemah tersumpah juga berperan sebagai “jembatan kepercayaan.” Klien, lembaga pemerintah, maupun pihak asing lebih percaya pada dokumen yang diterjemahkan oleh profesional yang memiliki lisensi resmi, dibandingkan hasil terjemahan instan dari aplikasi.
Penerjemah dan Teknologi: Kompetitor atau Kolaborator?
Daripada melihat Google Translate sebagai ancaman, sebetulnya penerjemah bisa memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu. Mesin penerjemah dapat digunakan untuk mempercepat proses awal, seperti menerjemahkan teks kasar, lalu penerjemah melakukan penyuntingan (post-editing) agar hasilnya akurat dan sah. Kolaborasi ini justru dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan.
Ke depannya, teknologi kecerdasan buatan memang akan semakin canggih. Namun, nilai profesionalisme, tanggung jawab hukum, dan pemahaman kontekstual dari penerjemah tersumpah tetap tidak tergantikan, telebih karena penangan berbagai dokumen legal masih sangat beresiko jika melibatkan Google Translate dalam prosesnya.
Kembali ke judul di awal, apakah penerjemah tersumpah masih relevan dibandingkan Google Translate? Jawabannya: sangat relevan. Google Translate bisa menjadi alat bantu yang cepat dan praktis untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi tidak bisa menggantikan fungsi, peran, dan tanggung jawab penerjemah tersumpah dalam dokumen resmi.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara global, justru keberadaan penerjemah tersumpah menjadi semakin penting untuk memastikan komunikasi lintas bahasa tidak hanya berlangsung cepat, tetapi juga akurat, sah, dan dapat dipercaya.
Dengan kata lain, Google Translate adalah jalan pintas, tetapi penerjemah tersumpah adalah jembatan kokoh yang memastikan Anda sampai ke tujuan dengan aman. Butuh Layanan Penerjemahan Tersumpah yang kredibel dan profesional? Yuk, hubungi Sastra Lingua Indonesia melalui link berikut: https://wa.me/6281217940525. Kami telah menangani penerjemahan tersumpah/sworn translation berbagai macam dokumen legal mulai dari ijazah, transkrip, surat keterangan sekolah, surat ijin tinggal, perjanjian pranikah, dan lain-lain.

